Senin, 29 Desember 2008

Memaknai Tahun Baru Islam

Makna Tahun Baru
Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam : Barangsiapa yang menyerupai satu satu kaum, maka ia telah menjadi golongan mereka”. HR Ahmad, Abu Daud dan at Tabrani.
Dari haits di atas telah jelas bahwa umat Islam tidak boleh berprilaku sama atau menyerupai dengan kaum lain seperti halnya merayakan tahun baru masehi.
Islam memiliki penanggalan sendiri. Dalam sejarahnya, ketika Umar bin khothob menjabat Kepala Negara mencapai tahun ke 5 beliau mendapat surat dari Sahabat Musa Al As’ari Gubernur
Kuffah, adapun isi suratnya adalah sebagai berikut :
“KATABA MUSA AL AS’ARI ILA UMAR IBNUL KHOTHOB. INNAHU TAKTIINA MINKA KUTUBUN LAISA LAHA TAARIIKH.”
Artinya: Telah menulis surat Gubernur Musa Al As’ari kepada Kepala Negara Umar bin Khothob. Sesungguhnya telah sampai kepadaku dari kamu beberapa surat-surat tetapi surat-surat itu tidak ada tanggalnya.
Kemudian Kholifah Umar bin Khothob mengumpulkan para tokoh-tokoh dan sahabat-sahabat yang ada di Madinah.
Umar bin Khothob untuk mengadakan musyawarah.”Didalam musyawarah itu membicarakan rencana akan membuat Tarikh atau kalender Islam. Dan didalam musyawarah muncul bermacam-macam perbedaan pendapat. Diantara pendapat tersebut adalah sebagai berikut:
Ada yang berpendapat sebaiknya tarikh Islam dimulai ari tahun lahirnya Nabi Muhammad SAW.
Ada yang berpendapat sebaiknya kalender Islam dimulai dari Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi rosululloh. Ada yang berpendapat sebaiknya kalender Islam dimulai dari Rosululloh di Isro Mi’roj kan .
Ada yang berpendapat sebaiknya kalender Islam dimulai dari wafatnya Nabi Muhammad SAW.
Ali Berpendapat, sebaiknya kalender Islam dimulai dari tahun Hijriyahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah atau pisahnya negeri syirik ke negeri mukmin. Pada waktu itu Mekkah dinamakan Negeri Syirik, bumi syirik.
Akhirnya musyawarah yang dipimpin oleh Amirul Mukminin Umar Bin Khothob sepakat memilih awal yang dijadikan kalender Islam adalah dimulai dari tahun Hijriyah nya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah. Kemudian kalender Islam tersebut dinamakan Tahun Hijriyah.
Dengan mengetahui sejarah di atas, maka selaku umat Islam seharusnya kita dapat berbuat dan bertindak dengan cermat untuk memaknai pergantian tahun. Terutama tahun baru Islam.


“Memaknai Tahun Baru Islam”

Meluruskan Sejarah Muharam

Bulan ini adalah bulan Muharam. Ada dua pendapat berkenaan dengan bulan ini. Kelompok pertama menyebutkan bahwa bulan Muharam merupakan tahun baru umat Islam yang banyak dirayakan dengan pesta dan penuhnya ungkapan kebahagiaan. Mereka beranggapan bahwa hari-hari kejayaan Islam sedang berada di depan pintu.

Rasulullah saw bersabda, “Kalian akan mengikuti cara-cara orang kafir sesiku-sesiku, sejengkal-demi sejengkal kalian akan digiring untuk mengikuti tradisi orang kafir (Yahudi dan Nasrani) sehingga walaupun kalian dibawa ke lubang serigala kalian akan mengikutinya dengan patuh.” Al-Asykari menyebutkan salah satu tradisi orang Yahudi dan Nasrani adalah mengubah-ubah kitab Allah. Kemudian orang Islam melanjutkan tradisi orang kafir itu dengan mengubah makna kitab Allah, dan mengubah huruf serta kalimat di dalam hadis Nabi. Tradisi peringatan tahun baru Islam sebenarnya mengikuti tradisi orang Yahudi dan Nasrani. Sebenarnya di dalam Islam tidak ada tradisi memperingati tahun baru Islam. Hal ini bisa dilihat bahwa nenek moyang kita pun tidak memperingatinya, bahkan dalam sejarah Islam di Indonesia tidak dikenal tradisi memperingati tahun baru Islam ini. Peringatan tahun baru Islam itu baru dirayakan belakangan ini. Mengapa harus merayakannya? Salah seorang dai menyebutkan bahwa “umat Islam jangan kalah sama umat Nasrani yang memperingati tahun barunya secara besar-besaran dan Umat Islam harus memperingati tahun baru Islam secara besar-besaran pula”. Jadi, menurut dia, peringatan tahun baru meniru orang Nasrani. Nabi berkata, ”Sekiranya di kalangan ahli kitab itu dulu ada anak yang menzinahi ibunya, maka akan terjadi hal yang sama di kalangan umat Islam juga.” Tradisi membuka aurat, tidak memakai jilbab boleh jadi diambil sebagian dari tradisi meniru orang-orang Barat.

Ada beberapa kekeliruan anggapan umat Islam tentang tahun baru Islam. Kekeliruan pertama bahwa tradisi peringatan tahun baru Islam harus dirayakan seperti halnya orang Nasrani merayakan tahun barunya. Kedua, umat Islam banyak yang menganggap bahwa hijrah Rasulullah saw terjadi pada bulan Muharam, sehingga pada bulan ini banyak pengajian yang menceritakan peristiwa hijrahnya Nabi saw. Nabi hijarah bukan pada bulan Muharam, melainkan pada bulan Rabi’ul Awal. Tidak ada satu pun mazhab yang menyebutkan bahwa Rasulullah hijrah pada bulan Muharam. Jadi, kalau ingin memperingati hijrah Nabi semestinya dirayakan pada bulan Rabi’ul Awal. Kekeliruan itu mungkin memiliki asal muasalnya dari kitab-kitab hadis. Di dalam Bukhari diceritakan ketika Nabi datang ke kota Madinah dan beliau melihat di kota itu ada orang-orang Yahudi sedang berpuasa. Nabi bertanya kepada mereka, ”Puasa apa yang kalian kerjakan?” Mereka menjawab, ”Kami melakukan puasa ‘Asyura (sepuluh Muharam), untuk mensyukuri keselamatan Nabi Musa dari kejaran Fir’aun.” Nabi saw berkata, ”Aku lebih layak untuk melakukan puasa daripada saudaraku Musa.” Dalam riwayat lain Nabi berkata, ”Aku akan berpuasa pada waktu yang akan datang.” Hadis ini mesti kita tolak, karena Nabi itu hijrah pada bulan Rabi’ul awal, tidak mungkin orang puasa sepuluh Muharam pada bulan Rabi’ul Awal, semesti tidak mungkinnya orang salat Jumat pada hari Senin. Karena alasan hadis itulah, sekelompok orang mengembangkan satu ideologi untuk menjadikan sepuluh Muharam hari kemenangan umat Islam, hari untuk pesta pora, dan hari untuk berbahagia.

Sebagian mubalig pun menceritakan bahwa tanggal sepuluh Muharam Nabi Musa diselamatkan dari Fir’aun, Ibrahim diselamatkan dari Namrudz dan Nabi Nuh selamat dari air bahnya, dan Nabi Adam diampuni dosa-dosanya. Sepuluh Muharam dianggap sebagai hari kemenangan orang-orang saleh. Sehingga tidaklah heran bahwa pada tanggal sepuluh Muharam dipindahkan menjadi tahun baru Islam karena kemenangan orang-orang saleh.

Pendapat kedua, berkenaan dengan bulan Muharam, mereka beranggapan bahwa bulan ini adalah bulan duka cita, bulan musibah. Karena pada bulan ini keluarga Rasulullah saw dibantai secara mengenaskan oleh sesama muslim, orang yang menyatakan dirinya orang Islam. Peristiwa ini terjadi pada tanggal sepuluh Muharam.

Sepuluh Muharam, menurut kelompok ini, bukanlah hari untuk bercanda dan bergembira, melainkan hari untuk menangis dan berduka cita. Pada kelompok kedua tidak ditemukan hadis-hadis yang menyatakan sepuluh Muharam itu adalah hari kemenangan para nabi. Yang mereka ketahui pada hari itu, kalau kemenangan diukur dengan kekejaman dan kekuasaan yang tidak terbatas, maka apakah sepuluh Muharram memang hari kemenangan ?. Karena ini terbukti Nabi Hijrah pada bulan Rabiul awal bukan pada bulan Muharram mengapa hal ini terjadi ? adakah kebenaran dalam risalah perayaan ini atau kegembiraan yang selama ini kita rayakan bersama ?

Senin, 22 Desember 2008

anjing masuk masjid


Kadang tak di sengaja lelucon terjadi secara tiba-tiba, bahkan bisa datang secara besamaan antara lucu dan jengkel sekaligus.
Ini cerita yang aku alami, waktu itu aku sedang bersih-bersih di masjid dilingkungan aku, yang dekat dengan rumahku. Setelah selesai menyapu dan membersihkan kaca masjid tiba-tiba dari pintu depan masjid ada seekor anjing yang masuk.
Perasaanku mulai jengkel (koq berani-beraninya anjing masuk tanpa permisi padahal kamu khan di haramkan dan membawa najis mugholadzoh) Hiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiih……..jadi geram rasanya.
Tanpa pikir panjang aku mengambil sapu untuk memukul anjing tersebut. Sambil berjalan pelannnnnnn…bangetttttt ku ayunkan sapu,terdengar kaik……kaik…..kaik……. kenalaaaaaaaaah punggung anjing itu. Belum puas aku mukulnya aku kejar terus anjing kudisan itu……………ternyata dia berhasil melarikan diri.
Hah…huh…hah…ternyata lelah juga ngejarnya.
Akupun berjalan ke tempat bentrokan tadi. Hahhhhhhhhhhhhhhhhh……ternyata setelah aku lihat di lantai ada tai. Kaya’nya sich tai anjing!!!!!!berarti anjing yang tadi aku pukul mengeluarkan tai!!!!!!! Hih, jijik…..ternyata iya….bener ……hingga ngeluarin tai.
Hah terpaksa dech aku jadi ngepel lanttai masjid sendirian padahal aku ngga niat mau ngepel lantai….tadinya.

Minggu, 16 November 2008

AS SYIFA UL QOLBI

Rebana Asy – Syifa Ul Qolbi yang mempunyai arti Obat Hati, Group Musik religi yang memadukan suara khas rebana yaitu menggunakan alat musik terbang dan dengan berkembangnya jaman supaya tak ketinggalan perkembangannya dipadukan dengan suara organ. Rebana ini berdiri pada 2 Februari 1998, yang awalnya hanya dengan musik alami yaitu hanya menggunakan alat terbang untuk mengikuti lantunan sholawat. Pergantian generasi tak menyurutkan niat untuk mengajak remaja islam cinta akan agama. Ber-amar ma'ruf (mengajak kebaikan) dengan menyampaikan lewat seni rebana adalah tujuan dari Group rebana kami.
Suatu kehormatan dari kami dapat ikut menyemarakkan acara Hari jadi Kota temanggung yang ke 174, dengan menampilkan lagu-lagu bernuansa sentuhan agama lewat lagu SHOLALLOH ALA YASIIN yang artinya Sholawat Alloh tercurah atas Nabi Yasiin ( Muhammad SAW) semoga dapat menjadi pelajaran bagi umat islam sebagai pengikut Nabi Muhammad untuk mengikuti jejak langkah Beliau yang cinta akan perdamaian untuk mengamalkan perintahNya dalam kehidupan sehari-hari supaya selamat didunia dan akherat.
Untuk memasyarakatkan musik bernuansa islami dari group rebana kami sering mangadakan acara gebyar rebana di dusun kami dan mengundang dari group rebana lain untuk mengikat tali situr rahmi antar group rebana. Untuk itu kami mengajak group lain yang sudah maju mari pertahankan dan juga mengajak rebana yang belum berkembang mari bersama – sama hidupkan ukhuwah islamiyah lewat seni dan perdamaian.


Pawai dalam rangka hari jadi kota Temanggung ke 174 pada tanggal 16 nopember 2008, Kami group rebana As Syifa Ul Qolbi turut menyemarakkan dengan menampilkan musik rebana.

senyum dulu sebelum tampil


berpose sebelum tampil.....

wawancara sebelum tampil oleh mbak-mbak cantik......

duileee...di manis manisin...


selesai tampil lelah ya????makanya qt-qt abiz makan

Kamis, 21 Agustus 2008

kegiatan ta'mir masjid


KEGIATAN TAHUN
2008
TA'MIR MASJID

Dalam memakmurkan Rumah Allah ta'mir majid At-Taqwa mengadakan kegiatan pada tahun 2008 ini,dengan mengadakan pengajian dan mengadakan yasinan di tiap-tiap RT yang diharapkan bisa memakmurkan Masjid At-Taqwa dusun kami. kegiatan tersebut disisipi saling mengingatkannya pentingnya amal agama dan pentingnya perkara akherat, sebagai bekal hidup yang abadi.

kegiatan yasinan bersifat bajib diikuti tiap keluarga dilingkungan tersebut. Akhir dari kegiatan yasinan juga melatih menyisihkan sedikit harta untuk beramal. Adapun amal yang dikumpulkan ditiap kelompok yasin tersebut dikumpulkan untuk kemakmuran masjid At-Taqwa.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada SMA I Temanggung yang juga mengadakan bhakti sosial pada bulan juli 2008 di tempat kami, yang memberi sumbangan berupa karpet, buku iqro' , water torn, dan sumbangan bagi keluarga miskin berupa sembako.dan di akhiri pengajian dilingkungan kami. Kami selaku ta'mir masjid hanya bisa mendoakan semoga amal baik tersebut menjadikan penolong di akherat nanti.

Kegiatan ini bukan berakhir disini saja namun akan kami kami akan mengadakan perbagai kegiatan lainnya semoga sukses. Amien